Tahfizh memiliki nilai tersendiri di hadapan Allah
swt. Bagi seorang hafizh, Ia diberi kehormatan untuk memuliakan kedua
orangtuanya dengan memakaikan mahkota yang sinarnya lebih terang dari matahari
dan menjadi asbab kedua orangtuanya masuk surga. Bayangkan betapa bahagianya
orang tua kita, ketika di akhirat kelak, kita mulyakan sebagai bhakti, dengan
memohonkan anugerah mahkota para hafizh qur’an. Bagi setiap muslim, hafalan
alquran yang tartil menjadi penimbang derajat ketinggian kedudukannya disyurga
sesuai dengan banyaknya ayat yang dihafal. Bahkan para penghafal quran berhak
bergelar ahlullah—keluarganya gusthi Allah swt. Subhanallaah...
Baitul quran Jogja, sebagaimana sebelumnya
mengajak sahabat men-tahsinkan akhlak, maka dalam tahfizh pun demikian. Kami
mengajak-menghimbau agar akhlak yang telah pula secara berkesinambungan di
tahsin—dibaguskan—diperbaiki, kita pelihara, kita jaga, kita tegakkan.
Sebagaimana tahfizh dalam bacaan kita yang dipandu mengulang-ngulangnya, maka
dalam rangka pemeliharaan penjagaan akhlak mulia, kita pun perlu mengulang-ulang
amal shalih, sehingga terintegrasi dalam kepribadian kita. Sehingga menjadi
akhlak kita. Imam Al Ghazali, mendefinisikan akhlak sebagai respon spontan atas
sesuatu. Maka pribadi yang telah memasuki masa tahfizh, menjadikan alquran
sebagai sinyal pemantik respon spontan atas apa yang terjadi di lingkungan
sahabat quran. Al Quran menjadi asas cara pandang/ worldview atas segala
perubahan lingkungan. Dimasa tahfizh, sekali lagi kami tegaskan, dibutuhkan
ketekunan, kegigihan, kesabaran serta tekad yang kuat, disamping kepasrahan
yang total dalam bertawakal kepada Allah swt, agar kita istiqomah sehingga
berajal khusnul khotimah.
Secara teknis, Tahfizh atau menghafal perlu
pengondisian yang lebih teratur dan rapi, serta menuntut ketekunan, keseriusan
dan kesabaran. Sebagai tahapan dakwah, ia menuntut fasilitas yang lebih kokoh
dan menetap, yang dalam usulan baitul quran jogja, ia dapat berupa rumah quran
(baitul Quran) dalam arti fisik, atau kumpulan rumah-rumah quran yang secara
komunal bergabung menjadi kampung quran. Hadirnya rumah quran (baitul quran)
dalam wujud fisik ini, sangat dituntut untuk memfasilitasi terbangunnya suasana
–bi’ah—agar keberlangsungan aktivitas pemeliharaan, penjagaan, atau sebagai
kompleks kegiatan penghafalan alquran tersebut dapat terlaksana. Sesuai
sebutannya sebagai rumah quran, maka kegiatan rumah quran disusun sedemikian
rupa sehingga dari sejak bangun, tidur hingga bangun lagi dapat berasaskan
quran.
Pada tahap-tahap awal pendirian bisa saja
rumah-rumah quran, belum menerima santri mukim, tetapi kehadiran rumah quran
yang ideal adalah ia menjadi “jujugan” para santri untuk menimba ilmu quran
maupun menjalani “laku” sebagai pemelihara quran secara mukim maupun kalong
(pulang-pergi). Bagi kami, rumah quran yang sejati bukanlah megah bangunannya,
tetapi giatnya aktifitas belajar dan mengajarkan alquran di dalamnya, pun bila
santrinya masih putra-putri dan kerabat ustadz-ustadzah semata.
Idealnya rumah-rumah quran didirikan oleh para
ustadz/ustadzah segera setelah mendapat sanad tahsin sebagai kemampuan dasar
mengajar alquran. Selebihnya persilahkan memulai pembidangan seusai peminatan
masing-masing ustadz-ustadzah guna lebih mendalami ilmu-ilmu alquran. Boleh
jadi di rumah quran A, kelak identik dengan tahsin plus tahfizh, RQ B tahsin plus
terjemah, RQ C Tahsin plus Kitab Kuning, RQ D Tahsin plus tadabbur, RQ E tahsin
plus tafsir, dll. Sehingga masing-masing santri pun bisa bergiliran “mondok”
dari dan ke beberapa Rumah Quran untuk melengkapi ilmu kequr’anannya, sebelum
membangun rumah qurannya sendiri kelak.
Idealnya lagi pendidikan di masing-masing rumah
quran diselenggarakan gratis dengan biaya pendidikan ditanggung oleh
ustadz-ustadzah yang mengampu dari hasil usahanya yang halal berkah melimpah. Tentu
saja, pendirian setiap unit rumah quran dan kebersinambungan kegiatannya memerlukan
biaya yang tidak sedikit. Tetapi bila menyadari dan menyesapi ruh tahapan
dakwah alquran yang kami paparkan ini, bahwa bukan saja bacaan quran yang kita
tahsin dan tahfizh-kan, tetapi juga Akhlak sebagai ejawantah alquran yang
dibaca dalam kehidupan sehari-hari. Pemeliharaan akhlak yang terus berproses
menjadi lebih baik, dengan pengulangan-pengulangan kebaikan yang intens,
sewajarnya akan menjadikan diri ustadz/ustadzah quran menjadi pribadi-pribadi
kepercayaan masyarakat yang senantiasa ikhlas mengharap ridha Allah semata.
Dengan tingginya kepercayaan masyarakat tersebut, disertai pertolongan Allah
swt, saya yakin, masalah pembiayaan rumah quran tersebut dapat teratasi, bisa
saja dengan wasilah keterlibatan masyarakat yang “nyengkuyung” keberadaan rumah
quran tersebut.
Beberapa skenario pembiayaan rumah quran dapat
ditempuh para ustadz-ustadzah rumah qur’an. Pertama, dibiayai sendiri dari
hasil usaha ustadz-ustadzah yang halal berkah melimpah. Kedua, dibiayai oleh
keluarga ustadz-ustadzah atau perorangan yang berkecukupan harta, sehingga
ustadz-ustadzah yang berkonsentrasi penuh pada pengajaran alquran. Ketiga,
rumah quran menggandeng lembaga donor, lazis, dan atau baitul maal untuk
membiayai kegiatannya. Keempat, rumah quran dibiayai jama’ah yang dibinanya
secara sukarela. Kelima, dan ini sebaiknya dihindari, rumah quran mengenakan
SPP-sumbangan penyelenggaraan pendidikan kepada santri-santrinya.
Sebagai wujud tanggungjawab di hadapan Allah
khususnya, dan dihadapan khalayak pada umumnya, maka pada periode ini, Baitul
Quran secara bertahap menyiapkan sekolah quru quran, yang berguna untuk
menyiapkan kader-kader sahabat quran, untuk mendirikan, menginisiasi, mengawal,
mengelola, bahkan memelihara, hingga pada akhirnya mendaur-ulang manfaatnya
secara berkesinambungan kepada ummat sebagai bakti kepada Allah swt. Tidak
muluk-muluk, kami bermimpi dan selalu terpanjat dalam do’a, kelak dapat hadir
satu dusun satu rumah quran. Bahkan terinspirasi—maaf—Billgate, kami beranikan
bermimpi satu rumah satu hafizh quran. Semoga!
5 titik layanan yang dapat di akses sahabat quran.
- Rumah Quran Al Amin, bersatu dengan Kantor Baitul Quran Jogja, Ngemplak Nganti-Jombor, Sendangadi, Mlati Sleman. (depan UTY, belakang Centris Taxi). Cp. 7022224
- Markaz Baitul Quran Jogja, Bedingin Sumberadi Mlati Sleman (Kang Wawan). Telp. 7151693 / 081572101134/ 081229821778
- Rumah Quran AL Ikhlas, Munengan, Sidoluhur, Godean, Sleman. CP. 0856 2978 739 / 0856 298 4417
- Kampung Quran Al Iman Gatak. Sekretariat. Rmh Ust. Galih. Kav. 4 Perum PKPU Gatak, Wukirsari, Cangkringan, Sleman. Cp. 0878 3926 5560/ 0813 937 000 47
- Rumah Quran Raudhatul Ilmi, Ngrajek Ngemplak, Tirtoadi, Mlati, Sleman cp. Ust. Endri 081585818901
6.
Segera
menyusul beberapa rumah quran yang sedang persiapan untuk dilaunching, insyaAllah
Baitul Qur'an Jogja
Ngemplak Nganti rt 04/08 Sendangadi Mlati Sleman DIY
0274-7022224, 081572101134
baitulquran_jogja@yahoo.co.id
www.funtahsin.com
Donasi:
Bank Syari'ah Mandiri No 1670018440 an Wawan Priyo Harmono
0274-7022224, 081572101134
baitulquran_jogja@yahoo.co.id
www.funtahsin.com
Donasi:
Bank Syari'ah Mandiri No 1670018440 an Wawan Priyo Harmono